Hari Jumat ini merupakan hari libur yakni untuk memperingati Good Friday atau Paskah.
Hari Jumat ini merupakan hari seharusnya ada di rumah, di kampung halaman, Purwokerto.
Hari Jumat ini merupakan hari di mana saya tersadar kalau pagi ini saya masih terbangun di Bogor.
Kecewa? Sedih? Wajar, itu sudah pasti. Bayangkan saja saya belum pulang ke rumah berbulan bulan, terakhir bulan Agustus tahun kemarin, hiks. Seharusnya semalam saya naik kereta Serayu Malam bersama sahabat saya, Hanna. Namun sepertinya Allah berkehendak lain. Hanya Hanna yang naik kereta tersebut.
Semua berawal dari kemacetan Jl. MH Thamrin. Selesai shalat Maghrib, saya bersama sahabat saya, Bimo, pulang dari kantor. Saat melewati jembatan penyebrangan HI, kami berdua ternganga. Macetnya luar biasa, hampir tidak ada pergerakan sama sekali. Pemandangan saat itu lebih mirip jalan raya yang disulap menjadi area parkir gratis. Kami tadinya berniat untuk naik kopaja ke Stasiun Sudirman, namun pemandangan luar biasa dari ujung thamrin sampai ujung jalan menuju Sudirman membuat kami memutuskan untuk menuju arah sebaliknya, arah ke Stasiun Tanah Abang. Kebetulan kondisi jalur menuju Tanah Abang terlihat lancar.
Namun, kami kembali ternganga (ini bahasa dari mana sih 'ternganga' haha). Baru beberapa saat kopaja kami melaju, pemandangan 'luar biasa' yang sama terlihat dari sebelum halte Sarinah sampai ujung perempatan. Oh God. Saat itu saya masih santai karena waktu masih menunjukan pukul 18 30. Kereta Serayu berangkat pukul 20 36. Selow...
Baru kali ini saya merasakan Jakarta macet luar biasa, sebelumnya macetnya biasa aja. Serius deh. Karena kami tidak tahan dengan macet yang super duper tidak manusiawi, akhirnya kami jalan kaki. Iya jalan kaki. Kami pun sampai di Stasiun Tanah Abang pukul 19 30. Sesampainya di sana ternyata kereta jurusan Stasiun Jakarta Kota berikutnya datang pukul 20 18. Yassalam itu sudah pasti saya bakal ketinggalan kereta Serayu. Untungnya Bimo langsung dapat kereta arah Serpong. Tidak lama kemudian kereta jurusan Stasiun Manggarai datang. Saya memutuskan untuk naik kereta tersebut. Namun, entah kenapa kereta yang saya tumpangi sempat tertahan hampir 10 menit saat akan masuk Stasiun Manggarai. Saya mulai was was.
Di Stasiun Manggarai saya masih harus menunggu kereta tujuan Stasiun Jakarta Kota. Pukul 20 00 saya berangkat dari Stasiun Manggarai. Saya sudah yakin bahwa saya bisa mengejar kereta Serayu. Namun lagi lagi saya diuji, kereta tertahan lagi saat akan masuk ke stasiun Juanda. Saat itu saya sudah pasrah "Ya Allah apapun kehendakmu, hamba pasrah... Namun sesungguhnya hamba ingin sekali pulang ke rumah". Saya mengirim wassap ke Hanna, menanyakan apakah keretanya sudah mau berangkat atau belum. Sesampainya kereta saya di Stasiun Jayakarta (satu stasiun sebelum Jakarta Kota) Hanna memberi tahu saya bahwa kereta sudah berangkat. Saya langsung...............lemes. Saya mulai merasakan ada liquid menggenang di ujung mata, namun saya berusaha untuk menahannya karena tidak mungkin saya tiba tiba nangis di depan para penumpang lain.
Kebetulan sahabat sahabat saya yang lain sedang meet up di Stasiun Jakarta Kota. Saya langsung menemui mereka, baru deh saya bisa menangis •.• Beruntung sekali saat itu ada mereka, Iis, Nurul, Aziz, dan Ari. Terima kasih Ya Allah untuk mengirim malaikat malaikat penghibur ini. Entah kenapa saat bertemu mereka kesedihan & kekecewaan saya (karena ketinggalan kereta) langsung berkurang. "Saya ikhlas Ya Allah, mungkin ini memang yang terbaik untuk hamba."
Kami berlima menuju KFC di stasiun tersebut. Kebetulan saya memang kelaparan setelah melakukan perjalanan dari kantor yang sangat luar biasa melelahkan. Seperti biasa kami mengobrol dan untungnya ada Aziz yang suka ngebanyol membuat kami tertawa haha. Suatu keajaiban malam itu obrolan kami cukup serius. Padahal pas jaman kuliah mah obrolannya teh suka nggak penting hehe. Kami membahas tentang politik, ya maklum Aziz dan Ari adalah duo KPU. Karena sepertinya sudah larut dan KFCnya mau tutup akhirnya kami langsung menuju peron, menunggu kereta pulang ke arah Bogor.
Kami melanjutkan obrolan dan makin lama makin asyik. Saya memang tidak mengerti tentang apapun yang berkaitan dengan politik sehingga banyak hal yang baru saya ketahui dari obrolan tersebut. Di dalam kereta pun kami masih mengobrol, diselingi dengan candaan kecil dari Aziz dan Ari yang sepertinya membuat penumpang lain melihat dengan tatapan aneh ke arah kami haha.
Over all, saya bersyukur karena walaupun saya ketinggalan kereta tapi saya dipertemukan dengan sahabat sahabat saya. Sahabat yang selalu mengerti, sahabat yang akan selalu simpan di tempat paling spesial di memori saya. Banyak hal yang saya pelajari dari mereka. Saya yakin Allah mengirim mereka untuk suatu alasan. Selain itu, sudah satu minggu saya batuk tidak sembuh sembuh, mungkin Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk beristirahat total agar saya segera sembuh, amin...
I believe everything happened for a reason, a good reason, or even some good reasons because He knows what is best for us, He knows how everything should be.
To Him we shall be brought back.