Monday, October 24, 2011

Analisis Antarmuka Pencarian dan Hasil Pencarian Situs BRI

Di sini saya akan mencoba menganalisis situs www.bri.co.id . Tampilan awal dari situs ini bisa dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tampilan awal situs

Search box bisa ditemukan dengan mudah pada sisi kanan halaman bagian tengah ditandai dengan adanya text box ditambah gambar lup di sampingnya.
Saya mencoba melakukan pencarian dengan kata kunci “sms banking”. Hasil pencarian ditampilkan pada Gambar 2 dan Gambar 3.


Gambar 2. Hasil pencarian


Gambar 3. Perbesaran Gambar 2

Dari Gambar 3, bisa dilihat hasil pencarian dari kata kunci “sms banking” yang membuat saya bingung. Judul artikel yang berjudul “SMS Banking BRI” malah berada pada urutan ketiga padahal artikel tersebut adalah artikel yang memang paling signifikan dengan kata kunci yang saya ketik. Seharusnya artikel tersebut berada pada posisi pertama. First results page is golden (Neilsen, 2001). Kata “sms banking” juga sama sekali tidak ditampilkan, yang ditampilkan hanya kalimat pertama pada masing-masing artikel. Tentunya hal ini akan membuat pengguna bingung dan tidak yakin bahwa dalam artikel tersebut benar-benar terdapat kata kunci yang dicari.
Saya mencoba membandingkan tiga artikel pertama. Saya membandingkan seberapa banyak kata “sms banking” yang terdapat pada masing-masing artikel. Jumlah kata “sms banking” untuk artikel pertama, kedua, dan ketiga adalah 5, 0, dan 6. Entah kenapa hasil pencarian bisa menjadi seperti itu. Selain itu tidak ada perubahan warna pada link yang sudah diklik.
Pada halaman Search Results (Gambar 2), tidak ditemukan adanya search box sehingga bila kita ingin melakukan pencarian lagi kita harus kembali ke halaman home untuk menemukan search box. Jika diperhatikan, search box hanya terdapat pada halaman home. Padahal dalam sebuah website, search box harus ada pada setiap halaman (Nielsen, 1997). Pada halaman hasil pencarian juga tidak ada keterangan kata kunci apa yang sedang dicari oleh pengguna.
Secara keseluruhan antarmuka pencarian dan hasil pencarian dari website BRI ini terlihat buruk. Antarmuka pencarian tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Hasil pencarian pun tidak jelas, tidak sesuai dengan yang pengguna inginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Nielsen, Jakob. 1997. Search and You May Find. [terhubung berkala] http://www.useit.com/alertbox/9707b.html  [24 Oktober 2011]
Nielsen, Jakob. 2001. Search: Visible and Simple. [terhubung berkala] http://www.useit.com/alertbox/20010513.html  [24 Oktober 2011]
Read More

Top 10 Mistakes in Web Design : Analisis dan Contoh


1.      Bad Search
Untuk kesalahan ini, mungkin kita sering menemukan di beberapa situs. Pastinya sangat menjengkelkan bila kita tidak menemukan artikel yang kita cari padahal kita sedang sangat membutuhkannya.
Saya mengambil contoh dari situs BRI, www.bri.co.id , di mana menurut saya sistem pencariannya buruk. Antarmuka maupun hasil pencarian jauh dari standar ideal dari sebuah sistem pencarian. Berikut contoh hasil pencarian:

Kata kunci yang saya masukkan adalah “sms banking”. Artikel dengan judul “SMS Banking BRI” malah berada pada urutan ketiga. Kalimat yang ditampilkan untuk masing-masing artikel hasil pencarian hanya kalimat pertama, bukan kalimat yang didalamnya terdapat kata kunci yang dicari.

2.      PDF Files for Online Reading
Kebanyakan dari kita malas untuk membaca artikel dalam bentuk PDF karena mau tidak mau kita harus melakukan download yang tentunya akan membuat waktu pencarian semakin lama. Padahal terkadang kita hanya membutuhkan sebagian kecil informasi sedangkan kita diharuskan men-download keseluruhan artikel. Tentunya hal ini tidak efektif.
Saya mengambil contoh dari sebuah situs yang berisi informasi-informasi dari bidang teknik yaitu Blue Point Engineering. Saya ingin mencari informasi tentang kode resistor secara cepat. Namun ternyata saya hanya menemukan link ke dokumen PDF padahal yang saya inginkan hanya kode-kode warna resistor yang tidak memerlukan penjelasan yang panjang. I just need the codes.

3.       Not Changing the Color of Visited Links
Salah satu yang menyebabkan kita terjebak untuk membuka sebuah link berulang kali adalah tidak adanya perubahan warna dari link yang sudah pernah kita buka. Sering kali kita tidak menghafalkan judul dari sebuah link sehingga kesalahan ini akan sangat merepotkan.
Contoh situs yang melakukan kesalahan ini adalah http://www.wisegeek.com/ . Saya mencoba masuk ke halaman Technology. Di dalam halaman ini terdapat banyak sekali link yang berisi tentang materi tentang teknologi.
Kesan pertama saya setelah membuka halaman ini adalah banyaknya link yang ditampilkan membuat saya agak sedikit pusing. Ternyata link yang segitu banyaknya, sampai harus saya scroll  berkali-kali untuk menemukan link  terakhir, merupakan SEMUA link tentang teknologi yang dimiliki oleh situs tersebut.
Kembali ke topik, saya mencoba mencoba membuka salah satu link. Kemudian saya kembalikan ke halaman sebelumnya dan tidak ada perubahan sama sekali. Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar.

                                              before

                                              after

Tidak ada perubahan sama sekali ditambah banyaknya link yang ditampilkan. Hal ini akan sangat merepotkan terutama untuk pengguna yang sudah lanjut usia.

4.      Non-Scannable Text
Tentunya akan sangat malas untuk membaca sebuah artikel yang susunan kalimat dan paragrafnya tidak jelas. Kita cenderung akan langsung menutup jendela atau tab yang menampilkan artikel tersebut.


5.       Fixed Font Size
Bagi pengguna yang mempunyai masalah penglihatan, tentunya ukuran default font dalam sebuah webiste tidak selalu sesuai dengan jarak pandang mereka. Maka dari itu, akan sangat menyulitkan apabila sebuah website terdiri dari teks yang ukurannya fix,  tidak bisa diperbesar atau diperkecil.

6.       Page Titles with Low Search Engine Visibility
Dalam membuat sebuah artikel, kita mengharapkan artikel kita bisa dibaca oleh banyak orang. Salah satu bagian yang perlu diperhatikan adalah bagian judul. Judul yang bagus adalah yang nantinya membuat artikel kita mudah dicari pada search engine. Jika judul saja sudah salah, maka artikel kita tidak akan muncul pada halaman pertama hasil pencarian search engine.

7.      Anything that Looks Like an Advertisement
Header dan pop-up yang bagus seringkali membuat kita kagum akan sebuah website. Namun di sisi lain terkadang dua hal itu membuat kita kurang nyaman dalam menggunakan situs tersebut. Bahkan kadang cenderung seperti iklan yang langsung kita abaikan.
Saya menemukan kesalahan ini pada situs Billboard. Berikut screenshot-nya:


Pada sisi kanan terdapat gambar bertuliskan Log on to EarthShare.org yang akan menghubungkan dengan situs EarthShare. Pengguna tidak kan melihat ke arah tersebut karena terlihat seperti iklan, padahal bukan.


8.      Violating Design Conventions
Untuk kita yang sudah sering melakukan surfing internet, kita sudah tahu bagaimana menggunakan sebuah situs, segala sesuatu yang akan terjadi jika kita melakukan suatu task pada sebuh situs.. Misalnya, kita pasti sudah tahu bahwa jika kita mengeklik link bertuliskan home kita akan tersambung ke halaman awal website. Namun terkadang, ada beberapa situs yang dibuat tidak sama dengan desain yang sudah lazim. Saya menemukannya di situs microblogging Tumblr.



Pada halaman dashboard, ada link bertuliskan Following 55 people seperti yang terlihat pada gambar di atas. Ekspetasi pertama saya setelah mengeklik link tersebut adalah saya akan terhubung dengan halaman di mana saya bisa melihat siapa saja yang saya follow. Namun ekspetasi saya salah, link tersebut malah menghubungkan saya kembali ke halaman dashboard itu sendiri.

9.        Opening New Browser Windows
Biasanya kita malas untuk melihat link yang terbuka dengan jendela baru. Kita terkadang lebih menyukai untuk tetap stay pada jendela yang sama. Kasus ini saya temukan pada situs Metrolyrics, situs yang berisi lirik-lirik lagu. Saya ingin mencari sebuah lirik lagu dan kemudian di­-share­ ke Facebook. Setelah saya klik share button saya terhubung dengan jendela baru untuk melakukan authorize dengan Facebook.

10.      Not Answering Users’ Questions
Akan sangat mengesalkan jika kita bertanya namun dijawab dengan jawaban yang sebenarnya masih mengandung pertanyaan. 
Read More