Thursday, January 8, 2015

Mumpung masih muda

Muda?
Masih ngerasa muda?

Umur nggak masalah kok, kalo kata lagu:
"I wanna be forever young"
"I wanna be forever young"

Katanya "Yang muda yang berkarya". Kenyataannya selama ini saya tidak merasa demikian. Sungguh saya ingin menggunakan waktu luang saya untuk kegiatan yang bermanfaat, tapi apa mau dikata, setan ada dimana-mana. Waktu luang pun terbuang sia-sia untuk browsing nggak jelas, atau yang paling parah adalah tidur, tidur kelamaan sampai nggak bisa bedain pagi sama sore. Dalam istilah lain disebut kebo.

Beberapa hari yang lalu saya bertemu dengan seseorang berperawakan Mas2 dalam perjalanan di kereta menuju kampung halaman, kebetulan dia duduk di samping saya.
"Turun di mana mas?"
"Jogja mba, mba di mana?"
"Purwokerto mas.."
Dari situlah awal perbincangan kami di malam menjelang tahun baru itu.

Dia tujuh tahun lebih tua dari saya tapi perawakannya masih sangat muda, padahal sudah punya anak umur 3 tahun. Dia bekerja di bagian pemetaan kebun kelapa sawit di salah satu perusahaan swasta di Jakarta sejak tiga tahun yang lalu. Tiga tahun sebelumnya dia bekerja di perusahaan yang sama namun langsung bertugas di lapangan, di site perkebunan kelapa sawit di Kalimantan.

Kami saling bertukar cerita dan pengalaman. Namun sepertinya setelah mendengar cerita saya, dia terheran-heran ada makhluk kayak saya yang masih muda tapi nggak pernah kemana-mana. Apalagi setelah tahu saya terakhir pulang ke rumah adalah saat lebaran tahun 2014, sedangkan dia pulang je Jogja setiap dua minggu sekali. Dia melihat saya bak makhluk hidup hina nan durhaka >__>

Banyak nasehat yang saya dapat, entah itu benar-benar nasehat atau hanyalah nasehat sesat. Menurutnya, umur yang masih muda harus dimanfaatkan untuk mencoba banyak hal.

"Gapapa lah nakal sedikit, nanti kalo udah nikah ga bisa lho."

Tuhkan sesat haha.

Dia bercerita saat belum menikah, dia sudah melakukan banyak hal, seperti traveling DAN pergi ke tempat-tempat 'nongkrong' di Jakarta. Kebetulan dia punya seorang teman yang sering ke tempat tersebut. Demikianlah yang dia maksud dengan 'mencoba banyak hal'. Namun dia melanjutkan, "Ya sebenernya sih waktu itu saya seneng sih, tapi kesenangan yang salah"

Kenakalan yang salah. Hmm pasti kita semua pernah mengalaminya. Apalagi untuk yang masih muda, kata 'pernah' harusnya diubah menjadi 'sering'. Haha.

Dia bertanya, "Selama ini apa aja kenakalan yang pernah dilakuin?"
"Hmmmmm, nonton konser?"
"Itu termasuk nakal? Di bagian mananya???"
"Ya bagian main sampe pulang larut malemnya sih Mas hehe"
Dia hanya mengangguk-angguk (sambil tepok jidat).

"Tapi yo Mas, emangnya memanfaatkan masa muda cuma lewat traveling aja? Kan masih buanyak hal lain, tergantung selera masing-masing."
"Iyasih, cuma nanti kamu bakal ngerasain kalo udah nikah bakal susah banget ngelakuin ini itu, apalagi untuk pergi jauh. Apalagi kamu cewe, mau ngapa-ngapain harus ijin suami dulu, ya toh? Nyesel lho nanti...."
"Lho kalo saya dapat suami yang satu selera yang sama kayak saya yo bisa aja toh? Jadi ngapa-ngapainnya ntar aja bareng suami hihihi"
"Yakin bakal dapet suami yang begitu? Probabilitasnya kecil"

DHUAAR...iya juga sih, bener juga sih. Ahhh.....

Sejak itu saya mulai merasakan penyesalan dalam diri saya karena selama ini lebih sering menghabiskan waktu luang dengan kegiatan yang kurang bermanfaat dan berkesan, di kosan. Ya sebetulnya tidak separah itu sih, cuma rasanya pengalaman saya masih kurang banyak.

"Kalo yang bagian jeleknya gausah ditiru ya, nanti kamu pasti bakal merasakan penyesalan, tapi penyesalan yang menyenangkan haha"


Penyesalan yang menyenangkan........


Well, saya percaya setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing. Setiap orang punya selera yang berbeda. Toh ada ribuan bahkan mungkin jutaan cara untuk menikmati hidup. Tapi nggak ada salahnya kita mencoba hal yang dilakukan orang lain, siapa tau ternyata kita memiliki selera yang sama.


Bagimu hidupmu, bagiku hidupku.

Tapi suatu saat hidupmu dan hidupku bisa bersatu.


#tssss #dih #lah #astaga #bye

Read More