Monday, August 11, 2014

Menikmati Masa Tua

Wait, it's not about me, of course. Saya hanya ingin berbagi cerita tentang seorang bapak yang saya temui di bus saat perjalanan saya ke Jakarta dua minggu yang lalu. Beliau duduk di samping saya. Karena kondisi arus balik yang sangat padat hingga macet berjam jam, kami sempat mengobrol cukup banyak.

Beliau asli dari Purbalingga, namun sudah menetap di Bekasi sejak lebih dari 30 tahun yang lalu. Beliau merantau demi mendapat pekerjaan di Jakarta. Kalem, baik, ramah, itulah kesan yang saya dapat dari sosok beliau.

Sebelumnya si bapak bekerja di salah satu perusahaan soft drink ternama di Jakarta. Beliau mengatakan, "Saya ambil pensiun lebih cepat Mbak." Jabatan terakhir yang dipegang oleh beliau adalah supervisor di bagian Sales Marketing.

Awalnya beliau bekerja sebagai helper. Helper adalah asisten dari salesman. Beliau cukup lama bekerja pada posisi tersebut. Tugas helper adalah membantu salesman untuk mengangkut atau mengeluarkan rak rak botol minuman dari atau ke mobil box pengangkut barang. Ya intinya mah bantu bantu apa aja, namanya juga helper hehe. Tapi jangan salah, tes untuk menjadi helper ternyata tidak mudah karena helper harus memiliki ketahanan fisik yang kuat.

Setelah beberapa tahun bertugas sebagai helper, beliau naik jabatan menjadi salesman. Sebenarnya tugas salesman  tidak lebih ringan dari helper. Untuk mengirim produk ke toko toko atau warung, salesman dan helper pergi keliling menggunakan mobil box atau pick up. Nah, tugas salesman adalah menyetir, menawarkan produk, mencatat, ya pokoknya semua mua dia yang urus. Sehingga salah satu persyaratan menjadi salesman adalah mempunyai SIM A.

Saat diangkat menjadi supervisor, beliau membawahi empat orang salesman. Katanya jadi supervisor itu ribet, apalagi kalau harus menghadapi anak buah yang "bandel".

Dari awal merantau ke Jakarta, beliau tidak pernah keluar dari perusahaan tersebut. Bayangkan berapa lama beliau bertahan, dari seorang helper sampai menjadi seorang supervisor.

"Tadinya saya sudah mau diangkat jadi manager tapi saya tolak, mending pensiun saja...."

NAH. Saya sempat kaget dan heran.

"Lho Pak, bukannya itu kesempatan besar? Kenapa tidak diambil?"

"Tanggung jawabnya besar Mbak, jadi supervisor aja saya udah pusing, repot, kewalahan..."

Saya mencoba berpikir positif, mungkin beliau memang ingin menikmati masa tuanya mengingat usianya yang sudah tidak muda.

"Sekarang saya jadi sopir pribadi Mbak, nganterin anak sekolah. Sebelumnya, setelah pensiun, saya pernah nyoba jadi sopir taksi."

NAH. Saya sontak kaget lagi. Bapak ini sudah pensiun, sudah dapat pesangon yang jumlahnya lumayan juga, kok masih nyari kerja??

"Walaupun sudah tua, saya nggak bisa diem Mbak orangnya. Kalo nggak ngapa-ngapain malah jadi capek, ntar malah jadi penyakit... Ya Alhamdulillah sekarang kerjanya juga nyantai, rumah majikan saya deket banget sama rumah."

Subhanallah.. Beliau yang sudah usia lanjut saja masih semangat bekerja, saya yang masih muda gini kadang masih suka males-malesan hehehe.

Begitulah cara beliau menikmati masa tuanya, menjadi sopir pribadi. Anaknya yang terakhir masih berada di bangku SMA kelas 3. Beliau mengatakan bahwa anak tersebut sangat pandai, rangking 1 di kelas. Biaya sekolahnya ditutup dengan dana beasiswa, beliau tidak perlu pusing-pusing memikirkan biaya sekolah. Terlihat wajah berseri beliau, pasti beliau sangat bangga dengan anaknya. Beliau berharap kelak anaknya mendapatkan beasiswa untuk mengambil pendidikan di perguruan tinggi. 

Selama mengobrol dengan beliau, saya belajar banyak hal. Hidup itu nggak usah dibikin susah, asal kita menikmatinya dengan ikhlas, mengerjakan sesuatu yang memang kita senangi, tapi yang paling penting harus tetap bertanggung jawab pada diri sendiri, orang tua, keluarga, teman, dan orang-orang sekitar. Materi atau uang bukanlah tolak ukur kebahagiaan yang bisa kita dapatkan, melainkan bagaimana kita menjalani hidup dengan cara yang kita senangi.

Pengen kaya? Boleh.
Hidup nyaman dan bahagia? Harus!

Just do what you love and enjoy the life ♥

0 comments:

Post a Comment