Well, sebenernya ini hanya repost dari tulisan saya di http://lpktepisawah.org/ruki-si-anak-rajin/ Semoga bermanfaat ^^
Minggu, 12 Oktober 2014
Sekitar satu bulan saya melewatkan 4 hari minggu tidak datang ke LPK. Saya udah kangen berat sama anak-anak, apalagi tadi pagi ada SMS dari Karin, salah satu anak didik LPK, menanyakan:
“Assalamualaikum ka luxsi mau ke LPK gak tapi les gak dari karin”
Tanpa koma tanpa titik
Ya, seneng banget pagi-pagi dapet SMS dari bocah lucu ini. Saya tambah semangat berangkat ke LPK pagi ini. Seperti biasa saya berangkat bersama Kak Iis. Sekitar pukul 10:00 kami sampai di LPK. Perjalanan pagi ini cukup memakan waktu karena jalur Dramaga sampai Leuweungkolot macet. Apalagi daerah kampus IPB, ya sabar aja deh pokoknya..
Saat kami tiba di LPK, Kak Dede, Kak Lani, & dkk sudah mulai mengajar di dalam Lab Komputer. Beberapa anak ada yang sedang bermain bercanda di saung. Namun yang jadi perhatian saya adalah seorang bocah laki-laki di luar Lab Komputer, sepertinya dia sedang mengintip keadaan di dalam. Wajah anak itu tidak familiar, mungkin saya baru pernah melihat dia. Ketika saya dekati, dia kelihatan malu-malu (cute banget deh hehe). Kemudian saya ajak mengobrol:
“Hey, kenapa kamu di luar?”*senyum malu-malu*“Nama kamu siapa? Kok kamu ga masuk?”“Ruki kak…” (saya sempat salah mengira namanya Luki, bukan Ruki)“Kamu dari SD mana?”“SD Cibadak kak..”
Saya sempat meninggalkan dia sebentar ke sekumpulan bocah yang sedang bermain di saung. Seperti biasa, mereka heboh kalo ada kakak-kakak yang dateng haha.
Saat kembali ke Lab Komputer, ternyata Ruki sudah berada di dalam. Kak Lani meminta saya untuk mengajari Ruki matematika: penjumlahan dan pengurangan. Dia memang baru menginjak kelas 2 SD, materi pelajarannya masih yang simpel dan sederhana. Kalau saya perhatikan, Ruki ini pintar dalam hitung menghitung. Dia cukup cepat dalam menjawab soal penjumlahan. Saya membuat beberapa soal penjumlahan dan pengurangan. Untuk pengurangan, dia masih agak kesulitan karena ternyata memang belum diajarkan di sekolah hehe. Tapi setelah saya beri tahu metode perhitungannya, dia cukup mengerti. Semoga. Hehe.
Karena sudah cukup banyak soal yang saya berikan, kami memutuskan untuk mengakhiri latihan soal. Saya ajak dia mengobrol, saya menanyakan tentang keluarga dan kegiatan dia sehari-hari.
“Sekolah Ruki jauh nggak dari rumah?”“Enggak kak, deket.”“Berangkat sendiri atau dianter?”“Sendiri kak.”“Tetangga Ruki nggak ada yang barengan sekolahnya?”“Nggak ada.”“Hmmm…biasanya pulang sekolah jam berapa?”“Jam setengah dua belas kak”“Kamu kalo abis pulang sekolah ngapain?”“Hm makan siang sama ngerjain PR dulu kak.” (Masya Allah, beda banget sama jaman saya SD…)“Terus ngapain lagi?”“Belajar…” (Good!)“Bapaknya Ruki kerja dimana?”“Dagang kak, ehm dagang mie ayam”“Oh dangang mie ayam, di dalem rumah gitu?”“Enggak kak, keliling pake gerobak”“Oh… wah asik dong bisa makan mie ayam tiap hari hehe, kamu suka kan mie ayam nya?”“Iya suka kak”“Kalo Ibu kerja dimana?”“Keliling nagihin kredit kak..”“Waah kredit apaan?”“Lemari kak..”“Kamu punya adik?”“Punya kak”“Cewe atau cowo? Umurnya berapa?”“Cewe kak, umurnya 1,5 tahun..”“Bapak Ruki jualannya jam berapa?”“Nyiapinnya dari jam 8 pagi, jam setengah 2 mulai keliling.”“Biasanya keliling kemana aja? Terus pulangnya jam berapa?”“Kadang ke pasar malem.. Pulangnya malem kak”“Kalo Ibu Ruki mulai jam berapa kelilingnya?”“Jam 3 kak..”“Sampai jam berapa?”“Jam 5 udah pulang kak”“Lho, kalo Bapak sama Ibu lagi keliling, adeknya Ruki siapa yang njagain?”“Biasanya diajakin Ibu keliling juga kak”“Oh…kalo sore-sore kamu ngapain?”“Ngaji kak”“Sampe jam berapa?”“Jam 8 kak”“Abis sholat isya ya? Pulang ngaji kamu ngapain?”“Makan malem. Abis itu tidur..”“Kamu nggak nonton tv?”“Enggak kak”
Masya Allah…. di jaman serba teknologi canggih kayak sekarang, masih ada anak rajin seperti Ruki. Bahkan dulu saya pun nggak serajin dia hehe. Dari obrolan (yang sepertinya lebih mirip wawancara :p) saya bersama Ruki, saya belajar beberapa hal. Kesederhanaan, ketekunan, dan pentingnya bersyukur. Semoga Ruki menjadi anak yang pintar, soleh, berbakti kepada orang tua, dan dapat menggapai cita-citanya. Amiiin…
Tak lama kemudian, ayah Ruki datang menjemput. Satu hal, terlihat dari raut wajah beliau bahwa ia ingin anaknya dapat mendapatkan pendidikan yang layak. Siapa sih orang tua yang tidak mau anaknya menjadi lebih baik dari mereka? Tidak ada.
Alhamdulillah LPK Tepi Sawah dapat menyediakan fasilitas dan sarana pendidikan yang mungkin belum bisa didapatkan di rumah atau sekolah anak-anak Desa Cikonjen, Cipakel, Bubulak, Cibadak, dan sekitarnya. Semoga lebih bermanfaat ke depannya